Distributor Oksigen di Bali Nyatakan Pasokan ke RS Masih Aman, Usaha Refill Mengaku Tersendat
DENPASAR, NusaBali.com – Pertambahan kasus Covid-19 di Indonesia, termasuk Bali mencapai seribuan kasus per hari membuat kebutuhan oksigen bagi pasien juga ikut mengalami peningkatan.
Beberapa rumah sakit belakangan bahkan mengeluhkan pasokan oksigen yang tidak mampu memenuhi peningkatan jumlah pasien Covid-19 tersebut. Namun, salah satu distributor oksigen terbesar di Bali mengkonfirmasi bahwa pasokan oksigen masih aman terkendali. “Untuk rumah sakit yang disuplai BIG sementara aman, untuk lima hari ke depan aman,” tegas Arie Suyanto Wakil Direktur PT Bayu Inti Gasindo (BIG), Jumat (23/7/2021).
Setidaknya setiap empat hari sekali pihaknya akan mendapat kiriman sebanyak 12 ton oksigen dari suplier di Surabaya yang sebagian besarnya akan langsung diantar ke beberapa rumah sakit mitra dari BIG. Sementara sebagian lagi akan dimasukkan ke dalam tabung-tabung kecil ukuran 6 meter kubik dan 1 meter kubik di gudang BIG di Jalan Cargo Sari Denpasar.
Mengenai ramainya pemberitaan beberapa rumah sakit kekurangan pasokan oksigen, Arie mengatakan rumah sakit-rumah sakit tersebut kebetulan pasokan oksigennya tidak disuplai oleh pihaknya, sehingga tidak mengetahui alasannya.
Seperti diketahui beberapa rumah sakit, terutama rumah sakit milik pemerintah, banyak yang mengeluhkan kekurangan pasokan oksigen untuk merawat pasien Covid-19. Di antaranya, RS Mangusada Badung, RS Wangaya Denpasar, dan RS Sanjiwani Gianyar.
BIG sendiri kebanyakan bermitra dengan rumah sakit milik swasta, seperti BaliMed, Surya Husadha, Prima Medika, Puri Raharja, Puri Bunda, dan lainnya.
Lebih jauh Arie mengatakan, meskipun sejauh ini permintaan oksigen masih bisa dipenuhi oleh pihaknya, ia berencana untuk menambah jumlah pasokan dari Surabaya menjadi sekitar 120 ton dalam satu bulannya. Hal ini untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan oksigen di rumah sakit mitra BIG akibat melonjaknya jumlah pasien Covid-19 nantinya.
”Saat ini kami dipasok sekitar 80 ton setiap bulannya. Untuk Agustus saya sudah mengajukan penambahan menjadi 120 setiap bulannya, semoga disetujui,” ungkapnya.
Sementara itu, Wayan, salah satu pemilik usaha refil atau isi ulang oksigen di Denpasar mengatakan sejak dua minggu terakhir sudah tidak mendapat pasokan oksigen dari supliernya, Samator Gas Bali. Ia menduga suplier berlokasi di Kelurahan Kapal, Mengwi, Badung, lebih memprioritaskan pasokan oksigennya kepada rumah sakit-rumah sakit.
“Sudah dua minggu saya tidak mendapat pasokan (oksigen) dari suplier, mungkin dikirimkan ke rumah sakit terlebih dahulu,” terangya sembari mengaku sudah berkali-kali didatangi aparat kepolisian yang memeriksa pasokan oksigen di tingkat suplier seperti dirinya.
Sebelumnya ia mengaku mendapatkan sekitar 20 tabung ukuran 6 meter kubik setiap harinya dari distributor oksigen terbesar di Bali tersebut. Ia khawatir jika hal ini berlangsung lama usahanya tidak akan berjalan, dan para pelanggannya yang sebagian adalah pelaku usaha jasa las juga kesulitan mendapat pasokan oksigen.
Seperti diketahui beberapa hari terakhir ramai diberitakan beberapa rumah sakit di Bali kesulitan mendapat pasokan oksigen dari suplier. Karena itu, aparat kepolisian diterjunkan untuk menjaga penditribusian oksigen ke rumah sakit berjalan dengan lancar.
Bahkan pendistribusian oksigen pun saat ini diatur Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali. Ke mana didistribusikan, berapa jumlahnya, semua melalui Satgas Covid-19 Provinsi Bali. Hal ini untuk memastikan jangan sampai semua rumah sakit mengaku kekurangan oksigen. *adi
Komentar