Tahun 2017, 65 Kilometer Jalan Siap Diaspal
Sepanjang 65 kilometer jalan di Buleleng dari 27 ruas jalan yang ada siap di-hotmix tahun ini.
SINGARAJA, NusaBali
Melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, pengaspalan jalan itu dianggarkan Rp 62,8 Miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Selain 65 kilometer jalan itu juga ada jalan sepanjang 4,5 kilometer di empat ruas jalan, akan direhabilitasi dengan hotmix, yang menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Buleleng.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang Buleleng, Nyoman Suparta Wijaya yang ditemui di ruang kerjanya, Rabu (4/1) kemarin menegaskan dari 31 ruas jalan yang akan di-hotmix merupakan program lanjutan Pemkab Buleleng dalam peningkatan akses jalan untuk peningkatan kesejahteraan rakyatnya.
Dari puluhan ruas jalan yang adakan ditangani itu sebagian besar adalah akses vital dan sangat strategis yang ada di Buleleng. “Sebenarnya semua jalan itu strategis, tetapi dari yang akan digarap tahun ini ada beberapa ruas jalan garapan lanjutan dari tahun sebelumnya yang belum terselesaikan sepenuhnya,” ujar dia.
Seperti ruas jalan Desa Tambakan-Pakisan yang ada di kecamatan Kubutambahan. Akses jalur utama masyarakat setempat yang dikenal rusak parah sepanjang 11 kilometer mulai digarap sejak tahun 2016 lalu secara bertahap. Tahun ini juga jalan itu mendapat prioritas pengaspalan sepanjang 5,5 kilometer, sehingga tersisa 1,5 meter yang akan dituntaskan pada tahun 2018 mendatang.
Selain jalur itu, ruas jalan lainnya yang disebut sangat strategis adalah pengaspalan jalan Gitgit –Wanagiri. Jalan itu disebut Suparta dapat menjadi jalur alternatif Jalur Singaraja-Denpasar. Pengaspalan jalan itu pun diprioritaskan karena dalam situasi tertentu, Jalur Singaraja-Denpasar via Bedugul, sangat rentan dengan potensi bencana alam, seperti longsor dan pohon tumbang. “Jika terjadi bencana, jadi arus lalu lintas bisa dialihkan ke jalan ini,” imbuh dia.
Sementara itu program perbaikan akses jalan di Buleleng sudah dilakukan sejak tahun 2012 silam secara bertahap. Dari total 878 ruas jalan yang dikategorikan rusak, 96 persen di antaranya pada 2016 lalu sudah terselesaikan. Hanya saja saat ini Pemkab Buleleng masih memiliki PR untuk menuntaskan sisa jalan itu ditamban dengan 122 kilometer jalan pedesaan yang ditingkatkan statusnya menjadi jalan kabupaten.
Dan pihaknya pun menjelaskan bahwa perkara jalan rusak di Buleleng tidak akan pernah habis, karena dari total seribuan kilometer jalan yang ada, setiap tahunnya pasti ada yang mengalami penurunan kualitas yang memerlukan peremajaan. *k23
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang Buleleng, Nyoman Suparta Wijaya yang ditemui di ruang kerjanya, Rabu (4/1) kemarin menegaskan dari 31 ruas jalan yang akan di-hotmix merupakan program lanjutan Pemkab Buleleng dalam peningkatan akses jalan untuk peningkatan kesejahteraan rakyatnya.
Dari puluhan ruas jalan yang adakan ditangani itu sebagian besar adalah akses vital dan sangat strategis yang ada di Buleleng. “Sebenarnya semua jalan itu strategis, tetapi dari yang akan digarap tahun ini ada beberapa ruas jalan garapan lanjutan dari tahun sebelumnya yang belum terselesaikan sepenuhnya,” ujar dia.
Seperti ruas jalan Desa Tambakan-Pakisan yang ada di kecamatan Kubutambahan. Akses jalur utama masyarakat setempat yang dikenal rusak parah sepanjang 11 kilometer mulai digarap sejak tahun 2016 lalu secara bertahap. Tahun ini juga jalan itu mendapat prioritas pengaspalan sepanjang 5,5 kilometer, sehingga tersisa 1,5 meter yang akan dituntaskan pada tahun 2018 mendatang.
Selain jalur itu, ruas jalan lainnya yang disebut sangat strategis adalah pengaspalan jalan Gitgit –Wanagiri. Jalan itu disebut Suparta dapat menjadi jalur alternatif Jalur Singaraja-Denpasar. Pengaspalan jalan itu pun diprioritaskan karena dalam situasi tertentu, Jalur Singaraja-Denpasar via Bedugul, sangat rentan dengan potensi bencana alam, seperti longsor dan pohon tumbang. “Jika terjadi bencana, jadi arus lalu lintas bisa dialihkan ke jalan ini,” imbuh dia.
Sementara itu program perbaikan akses jalan di Buleleng sudah dilakukan sejak tahun 2012 silam secara bertahap. Dari total 878 ruas jalan yang dikategorikan rusak, 96 persen di antaranya pada 2016 lalu sudah terselesaikan. Hanya saja saat ini Pemkab Buleleng masih memiliki PR untuk menuntaskan sisa jalan itu ditamban dengan 122 kilometer jalan pedesaan yang ditingkatkan statusnya menjadi jalan kabupaten.
Dan pihaknya pun menjelaskan bahwa perkara jalan rusak di Buleleng tidak akan pernah habis, karena dari total seribuan kilometer jalan yang ada, setiap tahunnya pasti ada yang mengalami penurunan kualitas yang memerlukan peremajaan. *k23
1
Komentar