Progress Proyek Strategis Nasional di Bali Positif
Pemerintah Daerah Diingatkan Soal Realisasi DAK Fisik
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 13 proyek strategis nasional di Bali menunjukkan progress yang positif. Sampai dengan 24 Juli 2021 realisasi rata-rata 54,33 persen. Hal ini memang diharapkan, karena berarti menyerap tenaga kerja, membantu pemerintah meningkatkan pendapatan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Kakanwil Ditjen Perbendaharan Kementerian Keuangan RI Provinsi Bali Tri Budhianto, dalam konferensi pers pelaksanaan APBN Semester I di Provinsi Bali dan NTT, Rabu (29/7). Hadir juga dalam kegiatan ini Kepala Kanwil Direktorat Kekayaan Negara (DJKN) Bali, Nusra Anugrah Komala, Plt Kakanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Bali, NTB dan NTT I Made Wijaya serta Plt Kakanwil Ditjen Pajak Bali Belis Siswanto.
Adapun proyek-proyek strategis nasional adalah Peninggian Jembatan PK Musi di Desa Musi, Gerokgak Buleleng yang pembangunannya dilakukan tahun 2020, dimanfaatkan April 2021 dengan pagu Rp 2,6 miliar, realisasi 100 persen.
Pembangunan embung di Desa Sanda, Tabanan menampung 17.000 meter kubik air, untuk air baku dan irigasi. Pagu proyek Rp 8,9 miliar realisasi 100 persen. Bendungan Sidan di Desa Sidan, Kecamatan Petang, Badung. Mulai dibangun 2018, ditarget selesai 2021. Sedang realisasinya saat ini 369,8 miliar atau 59,6 persen dari pagu Rp 620 miliar.
Preservasi Jalan dan Jembatan Dalam Kota Singaraja-Kubutambahan-Amlapura, pagu Rp 36,1 miliar, realisasi Rp 27,3 miliar (75,64 persen). Proyek Pembangunan Bendungan Tamblang, Buleleng . Mulai dilaksanakan Agustus 2020. Pagu pada 2021 sebesar Rp 201,5 miliar, realisasinya Rp 178 miliar (88,4 persen).
Kemudian proyek Preverasi Jalan dan Jembatan dan Revitalisasi Saluran Drainase dan Trotoar Cekik, yang merupakan jalan nasional strategis pelintasan keluar masuk Bali melalu Pelabuhan Gilimanuk. Pagunya Rp 43,8 miliar, realisasi Rp 22,14 miliar (50,46 persen).
Proyek Pelabuhan Sanur, yang akan menghubungkan Sanur-Nusa Penida- Nusa Ceningan. Pembangunan dimulai 2020 dan ditargetkan selesai tahun 2022. Pagu Rp 104,4 miliar, realisasi Rp 8,9 miliar (8,5 persen). Pembangunan Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida, merupakan salah satu dari tiga pelabuhan yang akan menghubungkan segi tiga emas, Sanur-Nusa Penida-Nusa Lembongan/Ceningan. Pagu Rp 49,7 miliar realisasi Rp 27 miliar (54,2 persen).
Masih pembangunan pelabuhan adalah Pembangunan Pelabuhan Bias Munjul, Nusa Ceningan, Nusa Penida, Klungkung. Pagu Rp 1,5 miliar , realisasi Rp 638 juta (41,5 persen). Pembangunan Jembatan Shortcut Denpasar-Gilimanuk di atas Sungai Yeh Otan di Desa Bajra, Tabanan. Pagu Rp 43,8 miliar, realisasi Rp 9,18 miliar (21 persen).
Kemudian proyek Embung Sanur, untuk menangani banjir seluas 2 hektare dan ditargetkan jadi objek wisata baru di Denpasar. Pagu Rp 16,2 miliar , realisasinya Rp 9,1 miliar (56,5 persen).
Penataan Kawasan Destinasi Wisata Pura Besakih, diantara pembangunan tempat parkir dan penataan bencingah. Ditargetkan selesai tahun 2022. Pagunya Rp 92,7 miliar, realisasinya 1,04 miliar (1,12 persen). Serta Pembagunan Rumah Susun Pendidikan Singaraja, untuk Universitas Pendidikan Ganesha dan Sekolah Hindu Negeri, yang merupakan bagian dari Program Kementerian PUPR. Pagu Rp 30,5 miliar, realisasi Rp 15,5 miliar (50,78 persen).
“Untuk progress dari proyek strategis nasional hampir semuanya menunjukkan positif. Kalau kita lihat rata-rata mencapai di atas 50 persen, baik jalan, jembatan, pelabuhan, embung dan lainnya, semuanya menunjukkan progress yang sangat baik,” ujar Tri Budhianto. Progress ini memang diharapkan, karena tentu saja menyerap tenaga kerja dan membantu pemerintah meningkatkan pendapatan masyarakat.
Sampai dengan 24 Juli progress proyek strategis nasional mencapai 54,33 persen. “Ini rata-rata,” tegas Tri Budhianto. Karena untuk masing-masing proyek progressnya sendiri-sendiri. Ada yang sudah 54 persen, ada yang 100 persen, ada yang 60 persen. Kalau dirata-ratakan untuk belanja pemerintah pada proyek-proyek prioritas ini mencapai 54,33 persen.
Pada bagian lain Tri Budhianto mengingatkan Pemprov dan Pemkab / Pemkot se Bali memperhatikan kinerja Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik. Percepatan realisasi perlu dilakukan dengan waktu dengan sisa waktu yakni 31 Agustus. Awalnya Pusat memberi batas akhir realisasi kontrak sampai 21 Juli, namun diperpanjang sampai 31 Agustus. “Jika sampai waktu yang ditentukan kontrak tidak dapat diselesaikan, maka alokasi DAK Fisik dikembalikan ke kas negara,” ujar Tri Budhianto yang juga bertindak selaku Plt Kankanwil Ditjen Perbendaharaan NTT ini. Manfaat DAK Fisik tegasnya selain untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur, juga berfungsi mendorong perekonomian.
Sampai dengan 23 Juli 2021, realisasi kontrak diangka Rp 439,47 miliar dan realisasi penyaluran sebesar Rp 160,7 miliar atau 17,79 persen dari pagu yang tersedia. Dari 10 penerima DAK Fisik, yakni Pemprov dan 9 kabupaten/kota di Bali, realisasi DAK Fisik tertinggi dicapai Klungkung, yakni 19,29 persen. Namun masih ada juga yang belum ada realisasi yakni Kabupaten Karangasem. 7 k17
1
Komentar