Kantor Sepi, Pedagang Keliling Gelisah
GIANYAR, NusaBali
Pedagang keliling yang biasa menjajakan dagangan ke kantor pemerintahan makin gelisah. Sebab pandemi makin berkepanjangan hingga muncul imbauan PPKM Level IV oleh pemerintah. Akibatnya, perkantoran makin sepi karena para pegawai di kantor pemerintah bekerja dari rumah atau work from home.
Akibatnya dagangan para pedagang keliling ini sukit laku. Seperti diungkapkan oleh pedagang buah dan jajan keliling, Ni Wayan Simpen. "Kok sepi begini, kantor sepi. Gak ada orang kerja," ujar Simpen, Kamis (29/7). Simpen tidak menyangka ternyata PPKM Level IV juga sama seperti PPKM Darurat.
"Saya kira cuma PPKM Darurat saja sepi. Ternyata sekarang juga sepi," keluh pedagang yang akrab disapa Ayu Nusa itu.
Pedagang yang tinggal di Kelurahan Samplangan, Kecamatan Gianyar itu mengaku pedagang seperti dirinya sudah membagi diri saat berjualan. "Saudara saya di kantor bagian timur, saya biasanya di kantor bupati," ujarnya.
Namun, karena di kantor bupati sepi, sehingga dia pun berkeliling ke kantor-kantor yang menyebar di luar areal kantor bupati. "Ternyata semuanya sepi begini," ungkapnya.
Dagangan yang dibawa, terdiri dari buah-buahan yang sudah dipotong dan dibungkus. Ada buah semangka potong, nanas lengkap dengan bumbu, pisang, melon dan pepaya. Untuk jajanan, dia membawa singkong rebus yang sudah ditabur parutan kelapa. "Harganya dua ribuan semuanya," ungkapnya.
Untuk mengatasi situasi ini, dia pun mengurangi dagangan. "Tapi tetap pembelinya terus menurun. Karena ini kan camilan. Mungkin orang mengurangi belanja," jelasnya. Dia pun berharap situasi kembali normal seperti dulu. "Mudah-mudahan kembali seperti dulu, bisa jualan, untuk hidup," ujarnya.
Tak hanya para pedagang keliling. Para pedagang makanan dan minuman baik warung-warung di pinggar jalan seputar Kota Gianyar dan sekitarnya, belakangan ini makin krisis pembeli. Kondisi yang sama dirasakan oleh ratusan pedagang makanan dan minuman di Pasar Sengol, GOR Kebo Iwa, Jalan Kebo Iwa, Gianyar.
Menuirut para pedagang sekitar, sepinya pembeli baik ke kios-kios dan warung-warung, selain karena pembatasan jam berjualan hingga pukul 20.00 Wita, juga karena masyarakat sedang krisis keuangan. Karena masyarakat kini sedang kehilangan pekerjaan, otomatis tak ada penghasilan.
‘’Sekarang sangat sulit untuk bisa dapat jualan yang menguntungkan. Karena peredaran uang sedang sangat seret. Kayakny masyarakat sekarang, bisa beli beras saja sudah amat bersyukur,’’ jelas salah seorang padagang makanan di Gianyar, Sukari.
Dia meyakini, tak hanya pedagang makanan dan minuman, pedagang di toko elektronik, bahan bangunan, dan lainnya, pasti sama atau krisis pembeli. ‘’Mungkin barang dagangan beras saja yang tak ada penurunan pembeli. Karena kebutuhan pada beras tak bisa tergantikan. Kalau ikan atau daging juga krisis pembeli, kecuali harga turun,’’ ujarnya. 7nvi,lsa
Komentar