Walhi Bali Gelar Workshop Sablon
DENPASAR, NusaBali.com – Menyuarakan soal isu lingkungan bisa juga dilakukan lewat media gambar dan tulisan. Karena itu Walhi Bali menggelar workshop sablon mengusung tema lingkungan hidup dan sosial pada Minggu (1/8/2021).
Workshop yang hanya diikuti sembilan orang, termasuk panitia, dilangsungkan di Sekretariat Walhi Bali, Jalan Dewi Madri IV, nomor 2, Sumerta Kelod, Denpasar Timur. Para peserta diberikan materi terkait masalah lingkungan dan kepedulian sosial yang disampaikan oleh Gilang Pratama, Divisi Kampanye Kreatif dari Walhi Bali.
Workshop yang digelar Walhi Bali bertujuan untuk menyuarakan kampanye-kampanye, protes terkait isu lingkungan maupun masalah sosial yang sedang terjadi melalui media sablon.
Sebelumnya gerakan sablon juga digaungkan di Pati, Jawa Tengah, dengan nama gerakan Rumah Gugah. “Di Bali sempat menggunakan sablon tersebut sebagai media menyuarakan protes, contohnya yakni gerakan ForBali, yang menolak reklamasi teluk Benoa,” ujar Gilang Pratama.
Kegiatan menyablon sendiri membutuhkan ketelitian dan banyak persiapan di dalamnya. Seperti proses afdruk, mencampur tinta dengan pigmen warna higga membuat screen sablon. “Banyak tahap yang dilalui sebelum dapat menyablon pada media yang diinginkan,” ujar Putu Didit, pemateri workshop yang juga menekuni dunia sablon sejak tahun 2012.
Putu Didit juga menjelaskan bahwa workshop sablon yang dilaksanakan, menggunakan teknik manual (todong). Dengan piranti seperti, rakel, screen sablon, tinta, dilakukan secara manual. “Workshop sablon kali ini hanya berfokus untuk teknis menggesut yakni menarik tinta di atas screen sablon, menggunakan rakel,” jelasnya.
Dirinya pun mengungkapkan bahwa kegiatan menyablon membutuhkan kesabaran, karena screen sablon secara berkala harus dicuci kembali, agar screen tetap dapat berfungsi dengan baik. “Jika ingin mengganti warna, screen sablon harus dicuci menggunakan sabun cuci,” ungkapnya.
Kegiatan yang dilangsungkan pukul 15.00-18.00 Wita juga diisi dengan praktik menggesut tinta sablon di atas poster dan baju oleh para peserta. Sehingga peserta mendapatkan pengetahuan dan pengalaman untuk menyablon pada media tersebut.
Putu Didit pun menerangkan bahwa teknik menggesut tinta sablon, harus memperhatikan tekanan pada rakel, agar tinta sablon masuk dengan sempurna pada media yang diinginkan.
Lebih lanjut, Gilang Pratama pun berharap, agar para peserta dapat mengasah kreativitas dalam menyuarakan pendapat, terkait isu lingkungan dan sosial yang ada, khususnya di Bali.
“Dengan adanya workshop sablon tersebut, diharapkan para peserta memiliki inisiatif dan keinginan untuk peduli dengan masalah lingkungan hidup dan sosial sekitar, serta berpikir kreatif dalam menyuarakan sesuatu, menyampaikan kritik ataupun protes,” tutupnya.
Adapun yang menjadi topik workshop sablon kali ini, yakni kritik pembangunan jalan Tol Mengwi Gilimanuk, serta tentang solidaritas berbagi pangan gratis untuk masyarakat yang membutuhkan, sebagai respons kemanusiaan di masa pandemi, khususnya masa PPKM level 4 yang sedang berlangsung. *rma
1
Komentar