PPKM Sebulan Penuh, Denpasar Tercatat Deflasi, Singaraja Inflasi
DENPASAR, NusaBali.com - Terjadi variasi perkembangan ekonomi sepanjang bulan Juli 2021 di dua kota besar di Bali. Kota terbesar di Pulau Dewata, Denpasar, mengalami inflasi -0,07 persen sementara Kota Singaraja justru mengalami inflasi sebesar 0,19 persen.
“Memasuki bulan ke-17 pandemi Covid-19 dan juga adanya penerapan PPKM, Kota Denpasar itu mengalami deflasi, sedangkan Kota Singaraja mengalami inflasi,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Hanif Yahya, pada saat rilis data secara daring, Senin (2/8/2021).
Sementara secara perkembangan inflasi tahun kalender (y-t-d) untuk Kota Denpasar tercatat 0,47 persen, sedangkan untuk Kota Singaraja tercatat 0,99 persen. Secara inflasi tahunan (y-o-y) Kota Denpasar mencapai angka 0,76 persen sedangkan Kota Singaraja lebih besar yaitu 2,08 persen.
“Jadi kalau kita perhatikan tingkat inflasi untuk tahun kalender maupun inflasi tahunan, Kota Singaraja mencatat lebih besar dibandingkan dengan Kota Denpasar,” imbuh Hanif Yahya.
Kelompok penyumbang deflasi terbesar untuk Kota Denpasar tercatat pada kelompok perlengkapan rumah tangga yang tercatat deflasi sebesar -0,07 persen. Diikuti oleh kelompok perawatan pribadi yang bulan lalu tercatat deflasi -0,02 persen. Dan yang terakhir adalah kelompok rekreasi yang tercatat -0,02 persen.
Untuk Kota Singaraja, kelompok penyumbang inflasi terbesar bulan lalu yang pertama adalah kelompok makanan yang tercatat inflasi sebesar 0,24 persen. Diikuti oleh kelompok informasi yang tercatat inflasi sebesar 0,01 persen. Dan yang ketiga adalah kelompok transportasi yang inflasinya sebesar 0,01 persen.
Selanjutnya Hanif menjelaskan inflasi menurut komponen, baik untuk Kota Denpasar maupun untuk Kota Singaraja. Pada komponen inti di Kota Denpasar terjadi deflasi -0,11 persen. Demikian halnya di Kota Singaraja yang tercatat deflasi -0,13 persen. Sementara komponen yang diatur oleh pemerintah, Kota Denpasar tercatat inflasi 0,12 persen, sedangkan Kota Singaraja tercatat inflasi sebesar 0,04 persen.
Pada komponen harga yang bergejolak untuk Kota Denpasar bulan lalu tercatat deflasi sebesar -0,07 persen, sedangkan untuk Kota Singaraja tercatat inflasi sebesar 1,22 persen. “Dengan demikian untuk inflasi menurut komponen harga yang bergejolak ataupun inflasi yang dominan dipengaruhi oleh kejutan-kejutan harga yang memang karena terjadinya beberapa faktor misalnya ada panen raya atau gangguan alam dan sebagainya. Pada bulan lalu untuk Kota Denpasar terjadi deflasi dan untuk Kota Singaraja terjadi inflasi,” jelas Hanif.
Lebih lanjut Hanif menyebutkan 10 komoditas utama yang menyumbang deflasi di kedua kota. Untuk Kota Denpasar komoditas terbesar penyumbang deflasi adalah canang sari yaitu sebesar -0,100 persen, diikuti komoditas mangga sebesar -0,051 persen, dan berturut-turut diikuti komoditas cabai merah, popok bayi sekali pakai, kopi bubuk, minyak goreng, pisang, jeruk, tarif angkutan udara, dan buku pelajaran SD.
Sedangkan untuk Kota Singaraja komoditas utama penyumbang deflasinya adalah komoditas daging ayam ras sebesar -0,200 persen, diikuti komoditas cabai merah sebesar -0,084, dan berturut-turut diikuti oleh komoditas canang sari, telur ayam ras, ikan tuna, minyak goreng, cumi-cumi, nangka muda, ikan cakalang, dan kentang.
Sementara 10 komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Denpasar selama bulan Juli, yang pertama adalak komoditas tomat sebesar 0,044 persen, diikuti komoditas cabai rawit sebesar 0,042 persen, dan diikuti berturut-turut oleh komoditas semangka, kasur, rokok kretek filter, sawi putih, biaya pendidikan TK, kangkung, susu bubuk untuk balita, dan tarif check up.
Sedangkan di Kota Singaraja 10 komoditas yang memiliki andil menyumbang inflasi terbesar adalah komoditas cabai rawit sebesar 0,313 persen, diikuti komoditas ikan tongkol diawetkan sebesar 0,103, dan diikuti berturut-turut oleh komoditas ikan tongkol, tomat, bawang merah, pisang, kangkung, udang basah, televisi berwarna, dan ikan teri.
“Dari kondisi inflasi Kota Denpasar yang -0,07 persen, kalau kita lihat secara nasional dari 90 kota penyusun inflasi, posisi Kota Denpasar berada pada posisi nomor 16 dari 29 kota yang mengalami deflasi. Sedangkan untuk Kota Singaraja yang inflasinya sebesar 0,19 persen berada pada posisi ke 31 dari 61 kota yang mengalami inflasi,” tandas Hanif Yahya. *adi
Komentar