GTI Pertanyakan CSR PDAM Gianyar
Pendemi, Komunitas Aktif Nyumbang Sembako
Dalam managemen itu ada manusianya, tentu sedapat mungkin punya hati dan kepekaan sosial.
GIANYAR, NusaBali
Garda Tipikor (Tindak Pidana Korupsi) Indonesia (GTI) Provinsi Bali mengharapkan agar seluruh PDAM di Bali, khususnya di Gianyar, agar mengeluarkan dana corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. GTI mempertanyakan, selama ini perusahaan ‘plat merah’ atau milik pemerintah tersebut sangat minim perhatian kepada warga terdampak pandemi terutama warga kurang mampu.
‘’Jajaran managemen PDAM, atau apa pun namanya, arus terketuk hatinya atas kondisi warga terdampak pandemi ini. Kesempatan sekarang, bantu warga terdampak pandemi, terutama warga yang disebut miskin itu,’’ harap Pembina Garda Tipikor Bali Pande Mangku Rata, Senin (2/8).
Pande Mangku mengaku bangga dengan banyaknya komponen masyarakat, komunitas, pelaku usaha swasta, dan lainnya, yang telah menyumbangkan sembako, nasi bungkus, dan kebutuhan lain kepada warga terdampak pandemi. Sumbangan ini sangat membantu warga terdampak yang ekonominya jauh dari pas-pasan. Terutama kalangan buruh yang makin tak berdaya. Karena mereka lemah secara ekonomi, diperparah kehilangan pekerjaan. ‘’Tapi, seperti yang saya maksud, managemen PDAM Gianyar, tolong gerakkan hati. Kok belum ada saya dengar nyumbang apa-apa ke warga terdampak pandemi ini,’’ ujarnya.
Menurut Pande Mangku, kepedulian managemen PDAM terhadap kondisi warga yang sedang dilanda kesulitan hidup, sangat penting. Karena warga ini adalah konsumen yang merupakan bagian utama dari simbiosa perusahaan dalam mereguk untung. Tapi, jika managemen ini tetap krisis kepedulian, maka PDAM bisa dipastikan telah mengabaikan fungsi sosial perusahaan. Dia sangat setuju, perusahaan sekelas PDAM mengeruk untung sebanyak-banyaknya. ‘’Tapi, dalam managemen itu ada manusianya, tentu sedapat mungkin punya hati dan kepekaan sosial, terutama di tengah pandemi yang berkepanjangan ini,’’ tegas pegiat LSM asal Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar ini. Guna meringankan bebann hidup sejumlah warga terdampak, Pande Mangku telah beberapa kali menyumbangkan hasil kebunnya. Ada berupa, sayur mayur, buah-buahan, ketela, dan lainnya.
Saat dikonfirmasi, Dirut Perumda Air Minum Tirta Sanjiwani (PAMTS/PDAM) Gianyar Made Sastra Kencana, tak menyebut akan menyumbangkan atau tidak dana CSR kepada warga terdampak pandemi. Dia mengaku, karena pandemi, PAMTS merelaksasi dan memberikan kebijakan mencicil biaya sabungan baru dan tunggakan rekening kepada pelanggan. ‘’Karena pandemi, bisnis pariwisata tutup hingga pendapatan PAMTS hilang Rp 1 miliar per bulan. Pendapatan di tengah pandemi turun 15 - 16 persen per bulan, dibandingkan tahun sebelum pandemi,’’ ujarnya.
Kata dia, akibat pandemi, tunggakan pelanggan kini mencapai Rp 2,8 miliar. Padahal, proses produksi dan distribusi sangat tergantung pada kepatuhan pelanggan bayar rekening air. Tunggakan ini kini sedang ditagih dengan sistem jemput bola. Karena PPPKM, mobilisasi masyarakat sangat terbatas. Untuk menyumbang itu, Sastra mengaku masih akan cek ketersediaan dana.*lsa
‘’Jajaran managemen PDAM, atau apa pun namanya, arus terketuk hatinya atas kondisi warga terdampak pandemi ini. Kesempatan sekarang, bantu warga terdampak pandemi, terutama warga yang disebut miskin itu,’’ harap Pembina Garda Tipikor Bali Pande Mangku Rata, Senin (2/8).
Pande Mangku mengaku bangga dengan banyaknya komponen masyarakat, komunitas, pelaku usaha swasta, dan lainnya, yang telah menyumbangkan sembako, nasi bungkus, dan kebutuhan lain kepada warga terdampak pandemi. Sumbangan ini sangat membantu warga terdampak yang ekonominya jauh dari pas-pasan. Terutama kalangan buruh yang makin tak berdaya. Karena mereka lemah secara ekonomi, diperparah kehilangan pekerjaan. ‘’Tapi, seperti yang saya maksud, managemen PDAM Gianyar, tolong gerakkan hati. Kok belum ada saya dengar nyumbang apa-apa ke warga terdampak pandemi ini,’’ ujarnya.
Menurut Pande Mangku, kepedulian managemen PDAM terhadap kondisi warga yang sedang dilanda kesulitan hidup, sangat penting. Karena warga ini adalah konsumen yang merupakan bagian utama dari simbiosa perusahaan dalam mereguk untung. Tapi, jika managemen ini tetap krisis kepedulian, maka PDAM bisa dipastikan telah mengabaikan fungsi sosial perusahaan. Dia sangat setuju, perusahaan sekelas PDAM mengeruk untung sebanyak-banyaknya. ‘’Tapi, dalam managemen itu ada manusianya, tentu sedapat mungkin punya hati dan kepekaan sosial, terutama di tengah pandemi yang berkepanjangan ini,’’ tegas pegiat LSM asal Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar ini. Guna meringankan bebann hidup sejumlah warga terdampak, Pande Mangku telah beberapa kali menyumbangkan hasil kebunnya. Ada berupa, sayur mayur, buah-buahan, ketela, dan lainnya.
Saat dikonfirmasi, Dirut Perumda Air Minum Tirta Sanjiwani (PAMTS/PDAM) Gianyar Made Sastra Kencana, tak menyebut akan menyumbangkan atau tidak dana CSR kepada warga terdampak pandemi. Dia mengaku, karena pandemi, PAMTS merelaksasi dan memberikan kebijakan mencicil biaya sabungan baru dan tunggakan rekening kepada pelanggan. ‘’Karena pandemi, bisnis pariwisata tutup hingga pendapatan PAMTS hilang Rp 1 miliar per bulan. Pendapatan di tengah pandemi turun 15 - 16 persen per bulan, dibandingkan tahun sebelum pandemi,’’ ujarnya.
Kata dia, akibat pandemi, tunggakan pelanggan kini mencapai Rp 2,8 miliar. Padahal, proses produksi dan distribusi sangat tergantung pada kepatuhan pelanggan bayar rekening air. Tunggakan ini kini sedang ditagih dengan sistem jemput bola. Karena PPPKM, mobilisasi masyarakat sangat terbatas. Untuk menyumbang itu, Sastra mengaku masih akan cek ketersediaan dana.*lsa
1
Komentar