Tag: Arkeologi
Manusia Gilimanuk adalah bagian penting dari prasejarah Bali, diperkirakan sebagai nenek moyang orang Bali. Penemuan ini dilaporkan pertama kali oleh RP Soejono pada tahun 1963.
SEMARAPURA, NusaBali
Bebatuan berupa tiga buah lingga di Bukit Prajan kawasan Subak Gombeng Kelod, Banjar Kawan, Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, yang ditemukan warga setempat, Kamis (30/9/2021), hingga kini belum dapat dipastikan statusnya, apakah sebagai cagar budaya atau tidak.
Temuan 3 fragmen sarkofagus dan terowongan di areal proyek Bendungan Tamblang, praktis memperkuat dugaan bahwa Desa Sawan adalah daerah peradaban kuno
Versi Kepala Balai Arkeologi Denpasar, I Gusti Made Suarbhawa, terowongan serupa yang ditemukan di Desa Suwug dan Desa Sangsit dibangun tahun 1011 Masehi pada zaman Raja Sri Anak Wungsu
AMLAPURA, NusaBali
Balai Arkeologi Bali membantu 50 buku bacaan untuk SMPN 6 Amlapura. Buku bacaan itu berupa hasil penelitian beberapa pura di Karangasem.
Keempat sarkofagus memiliki bentuk dan arsitektur yang sama. Menggunakan batu padas sebagai bahan utama, berbentuk lonjong, masing-masing dengan bagian bawah dan penutup, serta ada empat tonjolan bulat di bagian depan
Terdapat 52 kerangka yang telah diawetkan sejak abad ke-4, hanya 17 kerangka yang dikuburkan secara normal.
Tiga orang remaja menemukan sejumlah batu yang diduga peninggalan prasejarah di hutan sebelah utara Bendungan Benel, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana.
Bukti adanya pemukiman kuno ditemukan di dua situs, masing-masing dekat Pura Sang Bingin Desa Bondalem (Kecamatan Tejakula) dan Pura Pelisan Desa Pacung (Kecamatan Tejakula)
Dulu, nenek moyang meninggalkan sarkofagus, kini kita meninggalkan sampah.
Topik Pilihan
-
Denpasar 20 Dec 2024 Disperindag Denpasar Gelar Pasar Murah
-
Badung 20 Dec 2024 Terjangan Sampah Kiriman Semakin Parah
-
-
Karangasem 20 Dec 2024 Perumda Perbaiki Kerusakan Jaringan Air
-
Denpasar 19 Dec 2024 Bareskrim Sita Aset Rp 200M di Bali
-
-
-
-
Berita Foto
Nusa Ning Nusa
MUTIARA WEDA: Ada atau Tidak Ada?
yeyaṃ prete vicikitsā manuṣye- ‘stītyeke nāyamastīti caike, etadvidyāmanuśiṣṭastvayā’haṃ varāṇāmeṣa varastṛtīyaḥ. (Kathopanishad, 1.1.20)