Tag: Festival Seni Bali Jani
Tema ini bermakna sebagai upaya kreatif terkini untuk men-candi-kan jiwa, spirit, taksu, dan juga tentang ide-ide cemerlang
Festival Seni Bali Jani (FSBJ) 2019 mewadahi kesenian modern dan inovatif.
Sepanjang pertunjukan 1 jam, penonton diajak berpindah-pindah pada tiga titik di Kalangan Angsoka yang menjadi tempat menari.
Joker menjadi tokoh penyampai kritik dalam lakon kontemporer Ramayana.
Selama 1,5 jam, sebanyak enam tari kontemporer dipentaskan oleh Sanggar Gumiart di Festival Bali Jani.
Teater Bumi Bali pentaskan karya bertajuk ‘Detik-detik Proklamasi’ serangkaian dengan Festival Seni Bali Jani (FSBJ) 2019 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Rabu (30/10).
Penyair kawakan hingga penyair muda tampil membawakan puisi berbahasa Bali.
Film Tergila-gila sebelumnya ditayangkan di Bali International Film Festival (Balinale) 2019
FSBJ yang baru pertama kalinya digelar merupakan jawaban atas mimpi serta penantian panjang kalangan seniman modern dan kontemporer
Generasi muda mendapat wadah berekspresi seni kontemporer dan modern sekaligus mengambil peran dan tanggung jawab memajukan seni dan budaya di Pulau Dewata.
Ajang Festival Seni Bali Jani yang akan menghadirkan berbagai seni inovatif, modern, dan kontemporer, siap dibuka Gubernur Bali Wayan Koster pada Sabtu (26/10) malam di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali.
Festival yang kali pertama digelar ini memusatkan perhatian pada seni-seni kekinian yang memang dekat dengan realita kehidupan yang sedang dialami generasi milenial.
Festival Seni Bali Jani, Pengganti Mahalango dan Nawanatya
Topik Pilihan
-
-
Denpasar 22 Nov 2024 Bawaslu Rekomendasikan Penurunan APK
-
-
-
-
-
Badung 21 Nov 2024 Cegah Abrasi, Penataan Dimulai Desember
-
-
Berita Foto
Bus Wisatawan Terdampak Erupsi Lewotobi
Wisatawan dari Labuan Bajo Tiba di Bali
Pameran Produk UMKM Unggulan Bali
Taman Pancing
Nusa Ning Nusa
MUTIARA WEDA: Dari Jagadhita menuju Moksa
Sarvadharmān parityajya mām ekaṁ śaraṇam vraja, Aham tvām sarvapāpebhyo mokṣayiṣyāmi mā śucah. (Bhagavad Gita, 18. 66)