Tag: Aryantha Soethama
Bagi orang Bali, tutur tidak semata berarti kata-kata yang diucapkan, juga bermakna cerita, kisah.
Patut direnungkan dalam-dalam, tak mudah memperoleh jawaban, mengapa Bali sering dikunjungi banyak orang hebat, manusia pintar dan terkenal, sejak berbad-abad silam.
Tahun ini laki-laki itu 65, pensiun, berarti sudah 65 kali ia menikmati Nyepi. Tapi, sesungguhnya baru ketika di sekolah dasar ia mulai bisa merasakan hari raya sekali setahun itu.
DI desanya lelaki itu dipanggil panglisir, orang yang dituakan dan sangat dihormati.
Karena orang Bali punya sangat banyak hari raya, tidak sedikit hari-hari itu bersamaan dengan hari suci kaum Nasrani, Buddha dan Muslim. Nyepi pernah bertepatan dengan Idul Fitri.
Siapa ada lebih dulu, murid atau guru? Tentu ada yang berpendapat, “Ya murid lah. Kalau tidak ada murid, memangnya buat apa ada guru? Mau mengajar siapa?”
ADA banyak cara bagi orang Bali untuk menjadi manusia kebal, agar tahan dari serangan musuh, dan melumpuhkan senjata yang berniat menusuk tubuh.
Setiap industri turisme Bali terkapar, selalu orang sibuk melirik pertanian. Ketika Perang Teluk (1990), hotel-hotel merumahkan karyawan, lampu-lampu dipadamkan mengirit listrik, para pakar sibuk berdebat tentang mengapa kita melupakan pertanian.
Bahasa Indonesia mengenal kata ‘soleh’, kata bakunya ‘saleh’, berarti taat dan sungguh-sungguh melaksanakan ibadah dan ajaran agama. Saleh juga berarti suci dan beriman.
Nama kota Klungkung itu bermula dari ‘kung’, yang bermakna cinta dan keindahan.
Tahun 1972 Ketut Pangus siswa SMA di Denpasar. Kala itu Pasar Badung di jantung kota masih disebut Peken Payuk (Pasar Periuk).
Setiap orang pasti punya teman, juga lawan. Tapi, yang lebih diurus adalah kawan, bukan musuh.
Di bulan Oktober ini, Bulan Bahasa dan Sastra, ada yang bertanya, berapa bahasa harus dikuasai seseorang agar ia leluasa ke mana saja, gampang bertukar bicara dengan siapa pun?
Sejak pensiun sebagai dosen biologi, Wayan J Jiyestha sering berembug dengan temannya, Nyoman R Sudira, pensiunan guru bahasa Indonesia.
Kuliner Bali sesungguhnya tidak mengenal menu nasi kuning. Orang Bali cuma mengenal nasi putih, sebagian kecil menyukai nasi beras merah, yang sering disebut-sebut sebagai nasi sehat, terutama oleh penderita diabetes.
WABAH Covid-19 membuat Bali yang biasanya riang gembira menjadi murung.
Di Indonesia, Hindu itu selalu identik dengan Bali. Siapa pun hendak mengkaji Hindu mesti datang ke Bali.
Orang Bali merdeka tidak sama dengan Bali merdeka. Jika Bali merdeka lebih menuju pada kebebasan menentukan arah politik.
Kendati sebagian besar penduduk Bali pemeluk Hindu, mereka menyadari, asal usul mereka berbeda.
Topik Pilihan
-
-
Denpasar 22 Nov 2024 Bawaslu Rekomendasikan Penurunan APK
-
-
-
-
-
Badung 21 Nov 2024 Cegah Abrasi, Penataan Dimulai Desember
-
-
Berita Foto
Bus Wisatawan Terdampak Erupsi Lewotobi
Wisatawan dari Labuan Bajo Tiba di Bali
Pameran Produk UMKM Unggulan Bali
Taman Pancing
Nusa Ning Nusa
MUTIARA WEDA: Dari Jagadhita menuju Moksa
Sarvadharmān parityajya mām ekaṁ śaraṇam vraja, Aham tvām sarvapāpebhyo mokṣayiṣyāmi mā śucah. (Bhagavad Gita, 18. 66)