Tag: Religi
Anakku! Engkau mungkin berbicara berkali-kali dengan berbagai cara, terhadap banyak kitab suci, atau mendengarkan itu.
Apa yang terjadi saat krama Hindu dihadapkan pada pilihan yang nyaris tak dapat dipahami akal? Atau, dharmaning agama dan dharmaning negara tidak sinkron, kadang konflik dalam menentukan hari baik, ala ayuning dewasa.
Atap Wantilan Mandapa Kesari Warmadewa di Pura Besakih, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, mulai keropos dan bocor.
Dari segala situasi, semoga para murid yang haus pengetahuan datang padaku.
Seorang murid yang cerdas, setelah belajar teks dan setelah melakukan refleksi terhadap ide yang ada di dalamnya secara terus-menerus, dia kemudian harus membuang seluruh teks, seperti halnya seorang pencari bulir-bulir padi membuang kulitnya.
Ratusan sulinggih mengikuti Paruman Agung Dharma Ghosana (Pedanda Siwa-Buddha) Nusantara yang digelar di Wantilan Pura Goa Lawah, Kecamatan Dawan, Klungkung pada Saniscara Umanis Bala, Sabtu (17/12).
Sebagaimana halnya ombak, buih, dan gelembung tidak berbeda dengan air, demikian juga alam semesta, yang berasal dari Sang Diri, adalah tidak berbeda dengan Sang Diri.
Pujawali di Pura Danu, Banjar Lodalang, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan pada Anggara Kliwon Prangbakat, Selasa (6/12) berlangsung khusuk
Delegasi Bali Democracy Forum dari 60 negara dengan didampingi Menlu Retno Marsudi dan Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, sempat berkunjung ke Ponpes Bali Bina Insani, Jumat kemarin, untuk lihat model kerukunan umat beragama.
Engkau bukan tanah, bukan air, bukan api, bukan udara dan juga bukan ruang. Untuk mencapai kebebasan, engkau harus mengetahui Sang Diri sebagai ‘saksi’ atas semua ini – perwujudan dari Kesadaran Murni itu sendiri.
Program ‘Ngiring Sareng-sareng Ngayah’ di Pura Luhur Tamba Waras Desa Pakraman Sangketan, Kecamatan Penebel, Tabanan, yang diselenggarakan Harian Umum NusaBali pada Saniscara Paing Menail, Sabtu (3/12) berlangsung sukses.
Ada 5 palinggih di Pura Luhur Tamba Waras yang berfungsi sebagai apotek niskala, yakni Palinggih Petiyingan, Palinggih Bawi, Palinggih Coblong, Palinggih Beji Batu Bolong, dan Palinggih Beji Pingit
Empat bulan lalu, Raja Tabanan Ida Cokorda Anglurah sakit keras hingga sempat ditangisi keluarganya, namun mendadak sembuh total setelah dapat wangsuh dari Pura Luhur Tamba Waras
Dengan menguasai doktrin Veda, Aranyaka dan ajaran lainnya, mereka tidak dapat melihat arti sejati kitab tersebut, seperti halnya seseorang yang ingin menemukan kayu keras dalam sebatang pohon pisang Seorang anak kecil biasanya bicara jujur, mengatakan apa adanya terhadap apa yang dia lihat, dengar, dan rasakan.
Beragama merupakan kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan Sang Causa Prima, sesame, dan lingkungannya.
Saat seseorang berada dalam satu lompatan pikiran dan yang lainnya muncul, di antara kedua pikiran itu disebut dengan unmesa, yakni ungkapan sifat sejati Sang Diri, yang merupakan latar belakang dari kedua pikiran tersebut.
Karya Ligya Sari Ngalinggihang Ida Batari Lepas dilaksanakan di Pura Merajan Griya Dauh, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem pada Radite Wage Uye, Minggu (20/11).
Salah satu yang membuat Putu Sukrini sangat mencintai agama Hindu yang dipeluknya adalah, karena umat yakin akan kehadiran punarbhawa, kelahiran yang berulang-ulang.
Warga Desa Pakraman Kemenuh, Desa Kemenuh Kecamatan Sukawati, Gianyar, menggelar tradisi ritual Ngadeblag, Buda Kliwon Matal, Rabu (16/11) siang
Seseorang akan dinyatakan tidak suci jika dia tidak memiliki uang, dan kemunafikan akan diterima sebagai kebajikan.
Topik Pilihan
-
-
Badung 23 Nov 2024 Titik Rawan Banjir di Kutsel Dipetakan
-
Badung 23 Nov 2024 UMK 2025 Dibahas Awal Desember
-
Denpasar 22 Nov 2024 Pj Gubernur Sebut Tidak Disetujui DPRD
-
-
Denpasar 22 Nov 2024 Bawaslu Rekomendasikan Penurunan APK
-
-
-
Berita Foto
Bus Wisatawan Terdampak Erupsi Lewotobi
Wisatawan dari Labuan Bajo Tiba di Bali
Pameran Produk UMKM Unggulan Bali
Taman Pancing
Nusa Ning Nusa
MUTIARA WEDA: Dari Jagadhita menuju Moksa
Sarvadharmān parityajya mām ekaṁ śaraṇam vraja, Aham tvām sarvapāpebhyo mokṣayiṣyāmi mā śucah. (Bhagavad Gita, 18. 66)