Tag: Religi
yady evaṃ tarhi bhaktiḥ kathaṃ syād ity āha tatrādau para-lokato bhayam ataḥ puṇye matir jāyate sambhedas tata eva sādhuṣu bhavet teṣām prasādodayāt śraddhā syāt bhgavat-kathaāsu ca tato bhaktir viraktis tatas tattva-jñānam amanda-sāndra-paramānandaṃ samudyotate (Hari-bhakti-kalpa-latikā, 41)
antaḥśritānantadūrantavāsanā, dhūlīviliptā paramātmavāsanā | prajñātisaṃgharṣaṇato viśuddhā, pratīyate candanagandhavatsphuṭam || (Vivekacudamani, 274).
GIANYAR, NusaBali - Penyanyi remaja, Gung Mas Pemayun merilis single 'Rahina Nyepi' untuk menyambut Tahun Baru Caka 1946. Rahina Nyepi merupakan single ke-28 pemilik nama lengkap Dewa Ayu Agung Istri Mas Widia Pradnyasuari Pemayun ini. Dia mengajak serta ibundanya, Gung Widia Pemayun, dan dua adik perempuannya Gung Mirah dan Gung Mutiara menyemarakkan lagu ini.
Trio Bimbo, kelompok musik dari Bandung, di tahun 70-an populer dengan salah satu lagu berjudul “Tuhan”: Tuhan tempat aku berteduh, dimana aku mengeluh/ dengan segala keluh// Tuhan, Tuhan Yang Maha Esa/ tempat aku memuja/ dengan segala doa// Aku jauh Engkau jauh// Aku dekat Engkau dekat/ Hati adalah cermin/ Tempat pahala dan dosa bertarung.
Di manakah delusi, di manakah penderitaan, bagi orang bijaksana yang senantiasa melihat kesatuan eksistensi dan mengindra segala sesuatu sebagai dirinya sendiri?
Lenyapnya penderitaan rakyat itu hendaknya menjadi tujuan seorang pemimpin yang bercita-cita luhur. Rakyat pasti mencintainya.
Semua Upanisad merupakan sapi. Putra gembala adalah pemerah (Krishna). Arjuna adalah anak sapi, kecerdasan murni penikmat. Dan, nektar Ilahi Gita adalah susunya.
Refleksi (manana) seratus kali lebih unggul daripada mendengarkan (sravana); meditasi (nididhyasana) seratus kali lebih unggul daripada refleksi; nirvikalpa Samadhi jauh lebih unggul.
Disebut dengan agama karena muncul dari mulut Sambhu, kemudian masuk ke telinga Girija dan disetujui oleh Vasuveda.
Milikilah perhatian yang sama dan tumbuhkan saling pengertian di hati. Dengan demikian, engkau dapat mewujudkan kerukunan dan kesatuan.
Sang Dasarata banyak memiliki tabiat mulia. Beliau menguasai Veda dan penuh bhakti ke hadapan para Dewa. Tidak pernah lupa beliau memuja leluhur, demikian juga dia penuh kasih kepada saudara-saudaranya sendiri.
Jika Anda berkawan, maka hendaklah orang yang berbudi luhur saja menjadi kawan Anda. Jika hendak mencari persaudaraan orang yang berbudi luhur itu Anda usahakan untuk dijadikan persaudaraan walaupun sampai berbantahan sekali pun.
Apabila laki-laki golongan sudra mengambil perempuan Brahmana, perempuan Brahmana tersebut akan berinkarnasi menjadi kidang 1000 tahun, ………dan tidak pernah berinkarnasi kembali menjadi manusia.
Anugerahkanlah kekayaan yang berlimpah kepada kami.
Hendaknya Veda dijelaskan melalui Ithiasa dan Purana. Veda merasa takut kalau seseorang bodoh membacanya. Veda berpikir, bahwa dia (orang bodoh) itu akan memukulnya.
Sang Sadhu tidak memikirkan cacat orang lain, tidak pula mencela. Hanya kebajikan dan perbuatan baik orang lain yang dipikirkannya. Beliau tetap berperilaku arif dan teguh memegang susila.
Kata-kata yang diucapkan pada waktu bermain-main, kata-kata yang diucapkan untuk menyelamatkan jiwa dan menyelamatkan harta, kata-kata yang diucapkan terhadap perempuan waktu dalam percumbuan, kata-kata yang diucapkan dalam hal-hal di atas jika ternyata bohong, dapatlah dianggap tidak berdosa.
Para Dewa menyukai orang yang bekerja keras dan tidak suka dengan pemalas. Orang yang senantiasa waspada akan mencapai kebahagiaan yang agung.
Biarkan orang berada dalam Yoga atau biarkan mereka berada dalam bhoga. Biarkan dia mencari kenikmatan dalam pergaulan atau berada jauh dari keramaian. Dia yang pikirannya berada dalam Brahman, dialah yang menikmati…… sungguh, hanya dia yang menikmati.
Topik Pilihan
-
-
Denpasar 22 Nov 2024 Bawaslu Rekomendasikan Penurunan APK
-
-
-
-
-
Badung 21 Nov 2024 Cegah Abrasi, Penataan Dimulai Desember
-
-
Berita Foto
Bus Wisatawan Terdampak Erupsi Lewotobi
Wisatawan dari Labuan Bajo Tiba di Bali
Pameran Produk UMKM Unggulan Bali
Taman Pancing
Nusa Ning Nusa
MUTIARA WEDA: Dari Jagadhita menuju Moksa
Sarvadharmān parityajya mām ekaṁ śaraṇam vraja, Aham tvām sarvapāpebhyo mokṣayiṣyāmi mā śucah. (Bhagavad Gita, 18. 66)