Tag: Weda
O Mahāmate! Gunakan waktumu melihat atma di dalam segala situasi dimana-mana, kenali dirimu sebagai atma yang bersifat non-dual dan nikmati ananda-mu sendiri.
Pada saat memulai penyatuan seksual, jaga perhatian agar tetap pada panas di awal, dan teruskan seperti itu, hilangkan bara akhir.
Dia yang melayani dan menyokong orang-orang lainnya dihormati bagaikan Dewa
Wahai umat manusia seharusnya berjalan bersama-sama, berbicara bersama dengan pikiran yang sama, seperti halnya para pendahulumu bersama-sama membagi tugas mereka, begitu pula anda semestinya memakai hak itu.
Berdiam di pura, di bawah pohon, tidur di areal terbuka, memakai pakaian kulit kambing, dan terlebih ingin melepaskan seluruh ide kepemilikan dan kehausan untuk menikmati, kepada siapa ketidakterikatan tersebut membawa kebahagiaan?
Pada keluarga dimana suami berbahagia dengan istrinya dan demikian pula sang istri terhadap suaminya, kebahagiaan pasti kekal.
Walaupun seorang suami itu tanpa kebaikan atau mencari kesenangan di luar atau tidak memiliki sifat-sifat baik, namun seorang suami harus dihormati seperti menghormati seorang Dewa.
Setelah dirimu tetap terjaga dengan kukuh, bolehlah dirimu meninggalkan semua puja upacara, Itu benar tak berpahala, moksa menjadi sulit dan juga akhirnya menjadi bingung tak berkesudahan.
Seperti halnya kunang-kunang yang hendak menandingi bulan bersinar, seperti itu umpamanya. Sebab teramat bodohnya Kamalanātha ini, ingin meneladani ia yang telah besar.
Kita tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan kebenaran kehidupan spiritual kepada orang yang masih kasar, dengan indera yang tidak terkontrol, atau penuh dengan nafsu, yang terjebak dalam kenikmatan duniawi.
Seperti halnya orang desa menonton turis asing lewat melalui jalanan desa, seperti itu pula orang bijaksana menyaksikan parade keseharian dunia di depannya.
Orang yang terikat dengan keduniawian, ingin menyerahkannya (renounce) dalam rangka menghindari penderitaan yang ada bersamanya.
Anakku! Engkau mungkin berbicara berkali-kali dengan berbagai cara, terhadap banyak kitab suci, atau mendengarkan itu.
Dari segala situasi, semoga para murid yang haus pengetahuan datang padaku.
Seorang murid yang cerdas, setelah belajar teks dan setelah melakukan refleksi terhadap ide yang ada di dalamnya secara terus-menerus, dia kemudian harus membuang seluruh teks, seperti halnya seorang pencari bulir-bulir padi membuang kulitnya.
Sebagaimana halnya ombak, buih, dan gelembung tidak berbeda dengan air, demikian juga alam semesta, yang berasal dari Sang Diri, adalah tidak berbeda dengan Sang Diri.
Engkau bukan tanah, bukan air, bukan api, bukan udara dan juga bukan ruang. Untuk mencapai kebebasan, engkau harus mengetahui Sang Diri sebagai ‘saksi’ atas semua ini – perwujudan dari Kesadaran Murni itu sendiri.
Dengan menguasai doktrin Veda, Aranyaka dan ajaran lainnya, mereka tidak dapat melihat arti sejati kitab tersebut, seperti halnya seseorang yang ingin menemukan kayu keras dalam sebatang pohon pisang Seorang anak kecil biasanya bicara jujur, mengatakan apa adanya terhadap apa yang dia lihat, dengar, dan rasakan.
Saat seseorang berada dalam satu lompatan pikiran dan yang lainnya muncul, di antara kedua pikiran itu disebut dengan unmesa, yakni ungkapan sifat sejati Sang Diri, yang merupakan latar belakang dari kedua pikiran tersebut.
Seseorang akan dinyatakan tidak suci jika dia tidak memiliki uang, dan kemunafikan akan diterima sebagai kebajikan.
Topik Pilihan
-
-
-
Badung 25 Nov 2024 Masa Tenang, Ratusan APK di Badung Diturunkan
-
Badung 25 Nov 2024 Bandara Ngurah Rai Tambah Rute Penerbangan
-
-
-
-
Buleleng 23 Nov 2024 APBD Buleleng 2025 Ketok Palu
-
Berita Foto
Sosialisasi Pilkada 2024 bagi Disabilitas
Bus Wisatawan Terdampak Erupsi Lewotobi
Wisatawan dari Labuan Bajo Tiba di Bali
Pameran Produk UMKM Unggulan Bali
Nusa Ning Nusa
Saat ‘Omon-omon’ Diabaikan, Bali Kehilangan Jiwanya
‘OMON-OMON’ adalah tradisi musyawarah yang sudah lama berkembang dalam masyarakat Bali, khususnya di tingkat desa adat.