Tag: Weda
Vairagya adalah melatih kesadaran untuk tidak terikat dengan objek keinginan, baik atas apa yang dipersepsi indriya maupun yang dijelaskan oleh kitab suci.
Takdir dan usaha manusia saling bergantung satu sama lain. Namun, orang-orang dengan semangat tinggi percaya pada upaya, sementara mereka yang impoten menyembah takdir.
Tubuh adalah alat utama dalam meraih tujuan. Untuk itu, kesehatan mesti terus dijaga dengan cara diet yang benar, disiplin dalam kegiatan harian, dan perilaku mulia. Hanya badan yang bebas penyakit yang bisa menjadi sumber kebahagiaan.
Kompetenmu hanyalah pada kerjanya saja, bukan pada klaim atas hasil atau buahnya. Jangan hasil yang menjadi motif tindakanmu, jangan pula terikat dengan kemalasan.
Dengan samyama pada pusar, yogi mencapai pengetahuan sempurna tentang karakter (gerakan dan kejadian) dalam tubuh manusia.
TATKALA mendengar, menonton, dan membaca bahwa para sahabat pemimpin menutup sekolah, meminta pekerja berkarya dari rumah, sampai membatasi semua kegiatan di luar rumah, kami rakyat biasa melihat itu sebagai cara para sahabat pemimpin menyayangi dan merawat kami.
Ketika pikiran menyatu dengan inti kesadaran, setiap fenomena yang bisa diobservasi, atau bahkan kekosongan hadir sebagai bentuk kesadaran itu sendiri.
Pengetahuan memberi kerendahan hati. Dari kerendahan hati orang memperoleh karakter. Dari karakter orang meraih kekayaan. Dari kekayaan tindakan baik mengikuti dan kemudian hadir kebahagiaan.
Pernahkan ada air yang sesungguhnya dalam fatamorgana?
Mahamada bersama murid-muridnya telah mencapai tepi sungai Sindhu. Master ilusi ini dengan gagah berkata: “wahai Raja, Deva-mu (Siva) telah menjadi budakku. Raja, lihat Deva-mu itu memakan makanan sisa dariku!”
Dharma menopang masyarakat. Dharma memelihata keteraturan sosial. Dharma memastikan kesejahteraan dan perkembangan umat manusia. Dharma sungguh memenuhi tujuan ini.
Lebih baik mengerjakan kewajiban sendiri walau tidak sempurna dibandingkan mengerjakan kewajiban orang lain secara sempurna. Lebih baik mati melaksanakan kewajiban sendiri daripada melaksanakan kewajiban orang lain apalagi berbahaya.
Wahai Dewa Balambika, Dewa Dokter, Hara dewa yang melenyapkan penyakit dari kelahiran maupun kematian. Dia yang mengucapkan ketiga nama ini setiap hari akan terbebas dari segala jenis penyakit yang mengerikan.
Itulah pikiran namanya, sumbernya segala keinginan, yang menggerakkan aktivitas baik atau buruk, oleh karena itu pikiran lah yang diusahakan pengekangannya.
Saat masa muda telah lewat, di manakah nafsu dan permainannya? Saat air menguap, dimanakah danau? Saat kekayaan menipis, di manakah orang-orang berkerumun? Saat kebenaran direalisasikan, di manakah samsara?
Setelah guru besar ekonomi Profesor Richard Easterlin mendalami ekonomi kebahagiaan sejak tahun 1970, ternyata hasilnya penuh paradoks.
Indera sangat kuat dan sabar wahai putra Kunti. Mereka membawa pergi pikiran bahkan bagi seseorang dengan diskriminasi yang tinggi.
Meskipun kata seorang anak, jika itu masuk akal, harus diterima. Semua yang lainnya harus ditolak tidak ubahnya seperti sehelai rumput sekali pun itu berasal dari mulut Brahma, Sang Pencipta.
Seorang anak harus selalu melakukan apa yang disetujui oleh kedua orangtuanya dan apa yang menyenangkan gurunya; kalau ketiga orang itu senang, dia mendapatkan segala pahala dari tapa bratanya.
Topik Pilihan
-
-
-
Buleleng 23 Nov 2024 APBD Buleleng 2025 Ketok Palu
-
-
Badung 23 Nov 2024 Titik Rawan Banjir di Kutsel Dipetakan
-
Badung 23 Nov 2024 UMK 2025 Dibahas Awal Desember
-
Denpasar 22 Nov 2024 Pj Gubernur Sebut Tidak Disetujui DPRD
-
-
Denpasar 22 Nov 2024 Bawaslu Rekomendasikan Penurunan APK
Berita Foto
Bus Wisatawan Terdampak Erupsi Lewotobi
Wisatawan dari Labuan Bajo Tiba di Bali
Pameran Produk UMKM Unggulan Bali
Taman Pancing
Nusa Ning Nusa
Saat ‘Omon-omon’ Diabaikan, Bali Kehilangan Jiwanya
‘OMON-OMON’ adalah tradisi musyawarah yang sudah lama berkembang dalam masyarakat Bali, khususnya di tingkat desa adat.