Tag: Renungan
Hampir di setiap peristiwa tutur, leksem literasi di’odar’ yang menyiratkan berbagai makna. Wacana literasi dapat ditemui di berbagai media komunikasi lisan maupun tulis, tatap muka maupun daring, di antara wong cilik maupun elite dan lainnya. Apa sesungguhnya makna di balik itu semua?
Patut direnungkan dalam-dalam, tak mudah memperoleh jawaban, mengapa Bali sering dikunjungi banyak orang hebat, manusia pintar dan terkenal, sejak berbad-abad silam.
Pikiran yang dikacaukan oleh keinginan dan kenikmatan sebagaimana juga pikiran menikmati nikmatnya ‘trance’ mesti dibawa ke dalam disiplin sempurna dengan membangunkannya melalui saluran yang tepat. Kondisi trance maupun agitasi keinginan sama-sama berbahaya.
SEBAGAI seseorang yang tidak lagi muda, serta telah berjumpa ribuan sahabat yang sakit begini sakit begitu, bermasalah begini bermasalah begitu di sesi-sesi meditasi, kesimpulan Louise Hay dalam buku ‘You Can Heal Your Life’ adalah di setiap rasa sakit dan penyakit, selalu ada faktor penolakan diri.
Krama Bali amat bangga memiliki berbagai kearifan lokal, seperti masyarakat lainnya di Nusantara.
Ruang di dalam sebuah pot bukanlah efek lengkap dan bukan pula salah satu bagian dari ruang yang menyelimuti semua. Dengan cara yang sama jiva individu (individual self) tidak bersumber dari dan tidak juga sebagai bagian dari Diri Tertinggi (Supreme Self).
Tahun ini laki-laki itu 65, pensiun, berarti sudah 65 kali ia menikmati Nyepi. Tapi, sesungguhnya baru ketika di sekolah dasar ia mulai bisa merasakan hari raya sekali setahun itu.
Ini adalah kesimpulan pasti filsafat Vedanta bahwa atman, bersinar dari dalam dirinya sendiri, melalui kekuatan delusinya sendiri (maya) mengimajinasikan di dalam Dirinya sendiri oleh Dirinya sendiri seluruh objek, dan pengalaman individunya baik di dunia luar maupun dunia dalam. Dia sendiri adalah yang mengetahui (knower) dari objek-objek yang diciptakan.
OBJEK yang berbeda-beda dikognisi di dalam mimpi adalah ilusi, karena semuanya itu dipersepsi eksis. Dengan alasan yang sama objek yang dilihat saat jaga juga dinyatakan sebagai ilusi. Baik saat mimpi maupun jaga sifat objek tetap sama. Yang berbeda hanyalah keterbatasan ruang dalam ranah mimpi. Objek mimpi hanya dilihat di dalam badan.
TERKESIMA menyimak rima makna ‘kawan, teman, dan sahabat’ pada kalender Bali yang disusun I Ketut Bambang Gde Rawi.
Aku sujud pada yoga asparsa yang diajarkan, yang menjanjikan kebahagiaan bagi semua, yang kondusif bagi kesejahteraan semua, yang mengatasi semua perselisihan, yang terbebas dari permusuhan dan kontradiksi.
DI desanya lelaki itu dipanggil panglisir, orang yang dituakan dan sangat dihormati.
Sejumlah pakar menyebut zaman kita dengan the age of the brain. Zaman ketika otak sangat diagungkan.
Ide pluralitas tentang Atman dinyatakan oleh mereka yang bodoh, pendekatan mereka menutupi hal yang tak terkondisi. Di mana kemudian penghancuran dari selubung sifat murni Atman?
Status sosial sering dipertukarkan sebagai kedudukan, posisi atau tempat seseorang dalam suatu guyub. Dalam patrum krama Bali, status sosial kadang disisipi makna ‘prestise’, ‘hak dan kewajiban’, bahkan ‘kekuasaan’ yang menghegemoni.
Semua makhluk yang eksis di muka bumi lahir dari makanan. Mereka, setelahnya, hidup oleh makanan; selanjutnya, mereka pada akhirnya kembali kepadanya dan menyatu menjadi makanan.
Karena orang Bali punya sangat banyak hari raya, tidak sedikit hari-hari itu bersamaan dengan hari suci kaum Nasrani, Buddha dan Muslim. Nyepi pernah bertepatan dengan Idul Fitri.
Setelah akhir pembelajarn Veda, guru berpesan kepada para murid: bicara kebenaran, lakukan kewajiban, jangan mengelak dari belajar Veda, jangan memotong garis keturunan, memberi daksina kepada guru sesuai keinginannya. Jangan pernah melenceng dari kebenaran, jangan lepas dari kewajiban, jangan mengabaikan kesejahteraan sendiri, jangan mengabaikan kemakmuran sendiri, jangan mengabaikan belajar dan menyebarkan Veda.
‘Guru’ dalam bahasa Sansekerta dimaknai sebagai ‘berat’, memang berat menjadi guru, misalnya, guru rupaka atau orangtua, bukan hanya melahirkan dan membesarkan. Yang berat adalah menjadikan ia seorang suputra?
Dia merupakan Veda itu sendiri, wujud-Nya merepresentaskan Veda, esensinya adalah kulminasi Veda (Vedanta), sujud kepada-Nya. Dia yang Esensi transendentalnya bebas dari baik dan buruk, namun wujud-Nya tetap bersinar dengan segala kemuliaan, sujud kepada-Nya.
Topik Pilihan
-
-
-
Buleleng 23 Nov 2024 APBD Buleleng 2025 Ketok Palu
-
-
Badung 23 Nov 2024 Titik Rawan Banjir di Kutsel Dipetakan
-
Badung 23 Nov 2024 UMK 2025 Dibahas Awal Desember
-
Denpasar 22 Nov 2024 Pj Gubernur Sebut Tidak Disetujui DPRD
-
-
Denpasar 22 Nov 2024 Bawaslu Rekomendasikan Penurunan APK
Berita Foto
Bus Wisatawan Terdampak Erupsi Lewotobi
Wisatawan dari Labuan Bajo Tiba di Bali
Pameran Produk UMKM Unggulan Bali
Taman Pancing
Nusa Ning Nusa
Saat ‘Omon-omon’ Diabaikan, Bali Kehilangan Jiwanya
‘OMON-OMON’ adalah tradisi musyawarah yang sudah lama berkembang dalam masyarakat Bali, khususnya di tingkat desa adat.