Tag: Weda
Semua makhluk yang eksis di muka bumi lahir dari makanan. Mereka, setelahnya, hidup oleh makanan; selanjutnya, mereka pada akhirnya kembali kepadanya dan menyatu menjadi makanan.
Setelah akhir pembelajarn Veda, guru berpesan kepada para murid: bicara kebenaran, lakukan kewajiban, jangan mengelak dari belajar Veda, jangan memotong garis keturunan, memberi daksina kepada guru sesuai keinginannya. Jangan pernah melenceng dari kebenaran, jangan lepas dari kewajiban, jangan mengabaikan kesejahteraan sendiri, jangan mengabaikan kemakmuran sendiri, jangan mengabaikan belajar dan menyebarkan Veda.
Dia merupakan Veda itu sendiri, wujud-Nya merepresentaskan Veda, esensinya adalah kulminasi Veda (Vedanta), sujud kepada-Nya. Dia yang Esensi transendentalnya bebas dari baik dan buruk, namun wujud-Nya tetap bersinar dengan segala kemuliaan, sujud kepada-Nya.
Makanan adalah Brahman karena dari makanan semua makhluk lahir; oleh makanan (ketika lahir) mereka hidup, dan saat berangkat, ia menjadi makanan.
Delapan kaki, enam tangan, empat buah pelir, dua alat kelamin laki, satu kelamin perempuan, dua tanduk, dan tujuh mata. Apakah itu?
Percuma saja menikmati keindahan jika saat bepergian hanya terpesona pada gunung pasir.
Pemberian mesti diberikan dengan keyakinan; pemberian hendaknya jangan diberikan tanpa keyakinan; pemberian harus diberikan dalam jumlah banyak, dengan penuh kerendahan hati dan simpati. Juga berikan dengan rasa pertemanan.
Biarkan dia bermeditasi pada-Nya sebagai pelindung, dia akan menjadi pelindung yang baik. Biarkan dia bermeditasi pada-Nya sebagai pikiran, dia akan menjadi pemikir yang baik. Biarkan dia bermeditasi pada-Nya sebagai aspek penghancur, semua musuh yang membenci dan rival yang tidak suka padanya, akan tewas di sekelilingnya.
TERIMA KASIH banyak kepada ribuan sahabat yang telah bergabung melalui social media live keluarga Compassion (3 FB, 2 youtube, 2 Instagram, 1 twitter) selama 3 hari berturut-turut, baik melalui bimbingan meditasi maupun yang tekun mendengarkan pesan-pesan kami.
Jenis pemikiran seperti, ‘Mengapa aku tidak melakukan hal yang baik? Mengapa aku telah berbuat dosa?’, tidak akan membuat terguncang bagi orang yang telah mengalami kebenaran. Dia yang mengetahui ini akan menyatakan keduanya sebagai Atman. Sungguh, keduanya akan dinyatakan demikian bagi dia yang mengetahui itu hanya sebagai atman. Inilah akhir dari Upanisad.
Upayakan untuk mengetahui dengan baik dari mana semua yang ada ini lahir, di mana dari yang lahir itu hidup dan terus eksis, dan ke mana, ketika berangkat mereka semua menuju. Itulah Brahman.
Marilah hanya tindakan yang terbebas dari noda saja yang dikerjakan, dan bukan yang lain. Engkau harus mengikuti tindakan yang berbudi luhur, yang tidak bercacat saja, dan bukan yang lain.
DENPASAR, NusaBali
Pandemi Covid-19 merupakan siklus alam. Karena itu, pandemi lebih baik dijadikan sebagai momentum untuk pendewasaan spiritual agar senantiasa dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Siapakah yang bisa membalikkan penyebab dari dua hal, yakni pikiran yang terus-menerus mengarah ke objek yang diinginkan dan air yang selalu mengalir dari posisi yang lebih tinggi ke yang lebih rendah?
Mengira hal yang sementara sebagai yang permanen, yang tidak murni sebagai yang murni, menyakitkan sebagai yang menyenangkan, dan yang bukan diri sebagai diri, semua ini disebut avidya.
Oh pikiran, jangan bawa pemikiran-pemikiran tersembunyi dan keinginan-keinginan yang korup. Oh pikiran, dengan berbagai cara, buang pemikiran-pemikiran duniawi sepenuhnya. Oh pikiran, jangan hilangkan dharmamu yang inheren. Oh pikiran, jagalah esensi pemikiran yang benar dan berpijaklah pada kebenaran selalu.
Menggelindingkan batu besar ke atas bukit sungguh sangat sulit, namun mendorongnya ke bawah gampang sekali. Demikian juga orang perlu berjuang banyak untuk menumbuhkan kualitas baik, tetapi jatuhnya sangat cepat karena melakukan satu kesalahan.
Tetapi, orang yang mantap di dalam dirinya menjadi terbebaskan dari rasa suka dan rasa tidak suka, memiliki kemampuan mengendalikan indriya-indriya dengan objek-objeknya, maka ia mencapai kebersihan hati.
Dunia ditopang oleh kekuatan kebenaran; kekuatan kebenaran yang membuat matahari bersinar dan angin berhembus; makanya, segala sesuatu bersandar pada kebenaran.
Bhairavi berkata (kepada Bhairava): Wahai Deva, bagaimana bisa Kesadaran Ilahi yang tak tertandingi itu memberikan pencapaian langsung atas identitas ‘aku’ empirik dengan kesadaran ‘Aku’ Siwa secara sempurna di dalam tubuh fisik ini, dan dengan pengetahuan itu seseorang memperoleh kesatuan dengan kekuatan Kesadaran Universal (khecari).
Topik Pilihan
-
-
-
Buleleng 23 Nov 2024 APBD Buleleng 2025 Ketok Palu
-
-
Badung 23 Nov 2024 Titik Rawan Banjir di Kutsel Dipetakan
-
Badung 23 Nov 2024 UMK 2025 Dibahas Awal Desember
-
Denpasar 22 Nov 2024 Pj Gubernur Sebut Tidak Disetujui DPRD
-
-
Denpasar 22 Nov 2024 Bawaslu Rekomendasikan Penurunan APK
Berita Foto
Bus Wisatawan Terdampak Erupsi Lewotobi
Wisatawan dari Labuan Bajo Tiba di Bali
Pameran Produk UMKM Unggulan Bali
Taman Pancing
Nusa Ning Nusa
Saat ‘Omon-omon’ Diabaikan, Bali Kehilangan Jiwanya
‘OMON-OMON’ adalah tradisi musyawarah yang sudah lama berkembang dalam masyarakat Bali, khususnya di tingkat desa adat.