Tag: Weda
Pertimbangkan terus hal ini: waktu yang tepat, teman yang tepat, tempat yang tepat, cara memperoleh income yang tepat, pengeluaran cara yang tepat dan dari mana kekuatan Anda berasal.
JAKARTA, NusaBali
Guru agama Hindu di Banten mengikuti pembinaan pembacaan kitab suci Weda di wantilan Pura Kertajaya, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Engkau mesti melakukan tugas yang telah ditentukan, tetapi tidak berhak atas hasil dari tindakan itu. Jangan merasa dirimu sebagai penyebab dari hasil pekerjaanmu, dan jangan terikat untuk tidak melakukan kewajibanmu.
Singa, gajah, dan orang mulia dengan harga diri yang tinggi akan segera meninggalkan posisi mereka sekali harga dirinya terluka. Tetapi, gagak, kucing, dan orang jahat berharap posisi yang sama tetap berlanjut.
Segala penderitaan dan siksaan lenyap ketika orang mengingat keberanian Hanuman.
Kerja harus dilaksanakan sebagai yadnya. Jika tidak, kerja menyebabkan rintangan di dunia material ini. Maka dari itu, wahai Putra Kunti, lakukan apa yang menjadi kewajibanmu tanpa harus terikat dengan hasilnya.
Sujud ke hadapan Guru, yang mantap dalam pengetahuan dan kekuatan, yang berhiaskan garlan pengetahuan dan yang menganugerahi baik kesejahteraan duniawi maupun pembebasan spiritual.
Waktu menyempurnakan seluruh makhluk hidup, namun pada saat yang bersamaan membunuhnya; waktu itu sendiri tetap terjaga ketika semua yang lainnya tertidur. Waktu tidak dapat diatasi, berada di atas kebenaran.
Namun, kelahiran dari seorang guru melalui proses dvijati itulah dinyatakan sebagai kelahiran yang sebenarnya, kelahiran yang utuh dan abadi.
Nafsu dan amarah lahir dari rajaguna, sangat merusak dan berdosa. Ketahuilah bahwa keduanya adalah musuh paling berbahaya di dunia material ini.
Karena itu, pergunakanlah waktumu semasih muda, lakukanlah pekerjaan berlandaskan dharma, sebab maut bisa datang setiap saat.
Ada dua ekor burung berteman sangat dekat, bertengger pada pohon (diri) yang sama. Salah satu burung sibuk memakan buah pohon itu dengan lahap, sementara yang satunya hanya menyaksikan, tidak ikut makan.
(Saat perayaan Tumpek Landep) malam hari hendaknya jangan melakukan kegiatan apapun, diam saja, mengheningkan pikiran, merenungkan Sang Hyang Dharma dan berbagai ajaran sastra.
Dari kemarahan muncul delusi, dari delusi memori lenyap, dari lenyapnya memori diskriminasi hancur, kehilangan diskriminasi, kemusnahan menanti.
Itulah pengetahuan, rahasia dari yang paling rahasia, telah Aku ajarkan kepadamu. Dengan bercermin padanya, lakukan apapun yang kamu inginkan.
Kepada siapa konflik antara kewajiban yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakan ditujukan? Kepada siapa hal yang bertentangan itu ditujukan? Kapan ia berakhir? Berakhir untuk siapa? Selidiki itu melalui indifference kepada dunia, tanpa keinginan dan penyerahan diri.
Jalan apapun orang tempuh ke arah-Ku, dengan jalan itu Aku memenuhinya, wahai Partha, karena semua jalan yang mereka tempuh adalah jalan-Ku.
Semoga semua makhluk memandang kami dengan persahabatan, semoga kami memandang semua makhluk sebagai sahabat, semoga kami saling berpandangan penuh persahabatan.
Setiap orang hendaknya menyelamatkan dirinya oleh dirinya sendiri dan tidak menyebabkan dirinya jatuh. Diri sendiri adalah musuh paling berbahaya sekaligus teman terbaik.
Topik Pilihan
-
-
-
Buleleng 23 Nov 2024 APBD Buleleng 2025 Ketok Palu
-
-
Badung 23 Nov 2024 Titik Rawan Banjir di Kutsel Dipetakan
-
Badung 23 Nov 2024 UMK 2025 Dibahas Awal Desember
-
Denpasar 22 Nov 2024 Pj Gubernur Sebut Tidak Disetujui DPRD
-
-
Denpasar 22 Nov 2024 Bawaslu Rekomendasikan Penurunan APK
Berita Foto
Bus Wisatawan Terdampak Erupsi Lewotobi
Wisatawan dari Labuan Bajo Tiba di Bali
Pameran Produk UMKM Unggulan Bali
Taman Pancing
Nusa Ning Nusa
Saat ‘Omon-omon’ Diabaikan, Bali Kehilangan Jiwanya
‘OMON-OMON’ adalah tradisi musyawarah yang sudah lama berkembang dalam masyarakat Bali, khususnya di tingkat desa adat.